Dialog GCM, KPU Sebut Milenial Pendorong Partisipasi Pemilu

Anggi ditemani Tokoh Masyarakat/Aktivis, Dimas Heriyadi dalam dialog Gerakan Cerdas Memilih (GCM) yang disiarkan langsung melalui Programa 2, programa 1 dan programa 3 serta YouTube RRI Net Bengkulu, Minggu (3/9/23). Dok: Restu Edi/Coverpublik.com

Coverpublik.com,Bengkulu – Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulu Anggi Stephensent mengatakan pendidikan pemilih bagi pemilih milenial penting dilakukan mengingat kalangan milenial sangat potensial menjadi penggerak partisipasi Pemilu Serentak 14 Februari Tahun 2024.

“Kita harap para pemilih milenial sudah menerima pendidikan pemilih, karena ini bisa menjadi leading sektor penyampai pesan kepada kerabatnya, khalayak lain terkait informasi tentang Pemilu,” kata Anggi dalam dialog Gerakan Cerdas Memilih (GCM) yang disiarkan langsung melalui Programa 2, programa 1 dan programa 3 serta YouTube RRI Net Bengkulu, Minggu (3/9/23).

Dalam dialog yang ditemani tokoh masyarakat/aktivis—Dimas Heriyadi, Anggi mengungkap ada 40 persen daftar pemilih tetap (DPT) dari total DPT 27.192 pemilih dari kalangan usia 18 sampai 28 tahun.

“Mereka bisa menjadi penyambung informasi terkait tahapan Pemilu, di mana tempat pemungutan suara, kapan jadwalnya hingga teknis pemilihan. Lebih lagi pada Pemilu Serentak nanti akan ada lima subtitusi yang dipilih, sehingga menjadi sangat efektif peran serta Milenial ini,” ujar Anggi.

Hal ini dengan harapan tingginya tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2024, mengingat KPU memiliki target agregasi partisipasi pemilih.

Selain itu, kata dia tingginya partisipasi pemilih turut menjadi indikator elektabilitas pemimpin yang terpilih nantinya. “Ketika angka partisipasi pemilih tinggi, kepercayaan terhadap KPU dan elektabilitas pemimpin yang dipilih juga akan meningkat dan menciptakan sebuah gambaran demokrasi di Indonesia.”

Selain itu, partisipasi Pemilu kata Anggi juga akan menentukan arah Indonesia lima tahun kedepan. Karenanya penting bagi KPU melakukan pendidikan pemilih agar mendorong para milenial cerdas memilih calon pemimpinnya.

“Sekali lagi kita mengajak para milenial dan pemilih pemula untuk menyalurkan hak suaranya pada 14 Februari 2024,” sampai Anggi.

Dimas menimpali, pendidikan pemilih turut menjadi indikator keberhasilan Pemilu. Dengan banyaknya partisipasi pemilih maka akan turut meningkatkan kualitas calon pemimpin yang dipilih.

Sebagai pemilih milenial, Dimas menyebut pendidikan pemilih yang dilakukan KPU menjadi penyeimbang adanya intervensi yang dilakukan para loyalis untuk melakukan kampanye hitam.

Karenanya peran KPU harus diperkuat oleh adanya media agar menjadi penjernih terhadap banyaknya informasi berita bohong, konten provokasi dan politik uang.

Karena itu ia berharap pendidikan pemilih terus dilakukan tak hanya kepada para pemilih milenial dan pemula, tapi juga pemilih di daerah pedesaan dan wilayah yang sulit dijangkau, sebelum masa pemilihan berlangsung.

“Pendidikan pemilih harus dilakukan masif tak hanya dari KPU namun kelompok masyarakat, organisasi kepemudaan, pemuka agama, kelompok disabilitas, pemilih di wilayah terluar,” demikian Dimas.

Pewarta: Restu Edi

Editor: Man Saheri