BMKG Kepahiang Gelar Sekolah Siap Siaga Gempa Bumi

Menyoal hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu melakukan edukasi tentang kesiapsiagaan melalui sekolah lapang gempa bumi dan tsunami di Hotel Grage dari 30 November hingga 1 Desember 2023 di Hotel Grage Bengkulu (1/12). Dok: Syafri Yanto

Coverpublik.com,Bengkulu – Provinsi Bengkulu, terutama wilayah Kota Bengkulu sangat rentan dengan dampak gempa bumi dan tsunami. Lokasi yang berada di pesisir pantai barat Sumatera dengan panjang garis pantai 525 Km dikelilingi oleh cincin api atau ring of fire, sangat berpotensi mengalami gempa bumi dengan kekuatan besar.

“Tercatat ada 520 kali gempa hingga November 2023,” kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Kepahiang Anton Sugiharto di Hotel Grage Bengkulu (1/12).

Gempa bumi dan tsunami merupakan bencana alam yang tidak bisa diperkirakan datangnya. Oleh karena itu diperlukan kesiapsiagaan masyarakat ketika bencana tersebut terjadi.

Menyoal hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu melakukan edukasi tentang kesiapsiagaan melalui sekolah lapang gempa bumi dan tsunami di Hotel Grage dari 30 November hingga 1 Desember 2023.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa kegiatan sekolah tersebut untuk menciptakan kader-kader masyarakat yang siap ketika gempa bumi terjadi.

“Nanti masyarakat akan tahu bagaimana cara-cara mengatasi ketika gempa bumi terjadi apalagi yang berpotensi tsunami, apa dan bagaimana penanganannya” ujarnya.

Menurut Daryono, edukasi-edukasi yang disosialisasikan BMKG ini akan membuat masyarakat terlatih dan bisa memahami tahapan-tahapan evakuasi sehingga dapat meminimalisir korban.

Sekolah lapang gempa bumi dan tsunami ini diikuti sebanyak 50 peserta yang terdiri dari berbagai elemen seperti, BPBD Provinsi dan Kota Bengkulu, Kominfo, Satpol PP, Media massa, Sekolah, Lurah, TNI dan Polri.

Pada hari pertama, setelah peserta menerima semua materi tentang gempa bumi dan kesiapsiagaan para peserta diajak untuk berdiskusi memahami standar operasi prosedur ketika terjadinya gempa dengan dua skenario, yakni gempa besar yang berpotensi tsunami dan gempa kecil.

Di hari kedua, para peserta melakukan simulasi evakuasi. Peserta diberikan pengetahuan untuk membaca peta evakuasi dan jarak titik kumpul dari lokasi bencana.

Pewarta: Syafri Yanto
Editor: Man Saheri