Kota Bengkulu, CoverPublik.com – Inflasi tahun 2024 didominasi oleh komponen inti, dengan andil inflasi terbesar disumbang oleh komoditas emas perhiasan. Ini dipaparkan dalam rapat koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin langsung Mengadri Tito Karnavian dan diikuti seluruh kepala daerah se-Indonesia secara daring, Senin (6/1/15).
Pj Walikota Bengkulu Arif Gunadi juga mengikuti rakor tersebut secara daring dari ruang Monitoring Center Dinas Kominfo Kota Bengkulu. Turut hadir mendampingi Kabag Ekonomi Dadi Hartono, Inspektur Eka Rika Rino, Kadis Perindag Bujang HR dan Kadis Pertanian Adriansyah.
“Komoditas emas perhiasan dan sigaret kretek mesin (SKM) menjadi komoditas utama penyumbang inflasi bulanan sebanyak 11 kali di tahun 2024,” beber Tito menyampaikan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Dikatakannya, secara umum, selama Januari – Desember 2024 komoditas dari komponen harga bergejolak dan inti memiliki frekuensi yang lebih sering sebagai komoditas utama penyumbang inflasi bulanan.
Sejak september 2023 komoditas emas perhiasan terus mengalami inflasi hingga Desember 2024 (16 bulan terakhir).
Disebutkan pula bahwa inflasi tahun ke tahun (Desember 2024 terhadap Desember 2023) adalah 1,57% sedangkan inflasi bulan ke bulan 0,44%.
“Di media sudah disampaikan oleh BPS bahwa dari bulan ke bulan November – Desember 2024 terjadi inflasi atau kenaikan harga. Penyumbang terbesar adalah emas perhiasan, sigaret kretek dan makanan minuman,” ujarnya.
Disebutkan inflasi makanan, minuman dan tembakau 1,90 persen dengan andil inflasi 0,55. Dalam lima tahun terakhir, tingkat inflasi yang tinggi umumnya terjadi pada periode-periode Perayaan Hari Besar Keagamaaan Nasional (HBKN), di antaranya pada momen Puasa-Lebaran serta perayaan Natal dan Tahun Baru.
Pada momen Nataru Desember 2024, kembali terjadi inflasi sebesar 0,44%, lebih tinggi dari bulan Desember 2023.
Berdasarkan historis lima tahun terakhir, pada setiap bulan Desember, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi kelompok utama penyumbang inflasi.
Komoditas yang menjadi peredam inflasi Desember 2024 adalah komoditas Tarif Angkutan Udara, dengan andil deflasi sebesar 0,01%.
Pada rakor yang juga diikuti oleh Badan Pangan Nasional, Kepala Staf Kantor Kepresidenan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kejagung, Bulog, Satgas Pangan Polri dan mabes TNI itu dibeberkan 10 provinsi dengan kenaikan inflasi tertinggi yakni Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Barat, Bali, Aceh, Sumut, Kepri, Kalsel, Banten dan Papua Barat Daya.
“Kami apresiasi kepada daerah yang bisa menjaga inflasi pada level yang cukup rendah yaitu Gorontalo, Sulut, Bangka Belitung, Bengkulu, Sumbar, Kalteng, Sultra, NTT, Sumsel dan Sulsel,” kata Tito.
Pewarta: Yulisman
Editor : Man Saheri