CoverPublik.com – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Bengkulu, H. Meri Sasdi, M.Pd, memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan Kelas Menulis Cerpen yang diselenggarakan oleh Komunitas Kampung Menulis Kota Bengkulu.
Kegiatan yang berlangsung dengan penuh antusiasme ini tidak hanya bertujuan untuk mengasah kemampuan menulis peserta, tetapi juga berfungsi sebagai sarana terapi untuk mengatasi luka batin melalui tulisan.
Dalam kunjungannya, Meri Sasdi menekankan pentingnya menulis sebagai salah satu metode yang efektif untuk mengatasi masalah emosional dan mental.
Menurutnya, menulis memberikan kesempatan bagi individu untuk menyalurkan perasaan, mengungkapkan pikiran, dan memberi ruang bagi proses penyembuhan batin. Ia juga mengatakan bahwa kegiatan menulis dapat menjadi sarana bagi mereka yang sedang menghadapi perasaan berat, memberi mereka cara yang konstruktif untuk mengelola emosinya.
“Menulis adalah terapi yang sangat kuat. Banyak orang yang merasakan manfaatnya, baik dalam mengatasi kesulitan emosional atau sekadar untuk melepas beban yang terpendam. Saya sangat mengapresiasi Komunitas Kampung Menulis yang telah menyediakan ruang kreatif ini, memberi kesempatan bagi masyarakat untuk berbagi cerita dan menyembuhkan diri melalui tulisan,” ujar Meri Sasdi.
Kelas Menulis Cerpen yang dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga masyarakat umum, dirancang untuk membantu peserta mengungkapkan cerita pribadi mereka dalam bentuk cerpen.
Kegiatan ini memberikan pelatihan menulis dengan fokus pada teknik penulisan yang efektif, namun juga memberikan ruang bagi peserta untuk mengeksplorasi pengalaman pribadi mereka melalui tulisan. Beberapa peserta mengungkapkan bahwa mereka merasa lebih lega dan bisa lebih memahami perasaan mereka setelah menulis cerpen.
“Saya merasa lebih tenang setelah menulis cerpen ini. Menulis benar-benar menjadi cara bagi saya untuk mengungkapkan apa yang selama ini saya rasakan, sesuatu yang sulit saya ungkapkan dalam kata-kata biasa,” ujar salah satu peserta yang merasa tersentuh setelah mengikuti kelas menulis.
Meri Sasdi juga menegaskan bahwa kegiatan ini sangat sejalan dengan visi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Bengkulu yang ingin memperluas cakupan kegiatan literasi di masyarakat.
Bagi Meri, literasi tidak hanya sebatas membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemberdayaan masyarakat dan mendukung kesejahteraan mental melalui kegiatan yang berhubungan dengan literasi, seperti menulis dan berbagi cerita. (Adv/Ads)