
Jakarta, CoverPublik.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akhirnya buka suara terkait kasus perjudian sabung ayam di Lampung yang menyeret oknum anggota Brimob sebagai tersangka. Pernyataan ini disampaikan di tengah sorotan tajam publik terhadap keterlibatan aparat kepolisian dalam praktik perjudian ilegal tersebut.
Padahal sebelumnya Kapolri bergeming di tengah sejumlah kontroversi dalam kasus tersebut.
Dalam konferensi pers di Mapolda Lampung, Rabu (26/3/2025), Kapolda Lampung Irjen Pol Helmi Santika mengumumkan bahwa seorang anggota Brimob Polda Sumatera Selatan (Sumsel), Bripda Kapri Sucipto, telah ditetapkan sebagai tersangka.
Helmi mengungkapkan bahwa Bripda Kapri mengenal Kopda Basar, salah satu pihak yang terlibat dalam kegiatan sabung ayam. Tak hanya itu, ia juga disebut membuat video undangan untuk mengajak orang menghadiri acara tersebut.
“Hasil pemeriksaan mendalam, anggota Polri ini mengaku mengenal Kopda Basar. Dia juga hadir dan bahkan membuat video ajakan untuk datang ke perjudian itu,” ujar Helmi.
Kapolri Listyo Sigit pun menanggapi maraknya dugaan keterlibatan polisi dalam kasus sabung ayam yang semakin ramai dibahas di media sosial, terutama setelah penggerebekan yang berujung pada tewasnya tiga anggota kepolisian di Lampung.
Menanggapi spekulasi yang beredar, Kapolri meminta publik bersabar dan menunggu hasil investigasi resmi dari tim yang sedang bekerja.
“Di era medsos dan AI (artificial intelligence) seperti sekarang, lebih baik kita tunggu tim yang bekerja dan pasti akan dituntaskan,” kata Listyo Sigit saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/3/2025).
Tiga Polisi Tewas
Sebagaimana diketahui, terjadi insiden penembakan oleh dua oknum TNI kepada tiga anggota Polisi saat menggerebek lokasi judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung pada Senin, 17 Maret 2025.
Tiga anggota yang tewas ditembak adalah Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta.

Ketiganya diduga ditembak oleh dua oknum TNI, yaitu Peltu Lubis selaku Dansubramil Negara Batin, dan Kopka Basarsyah selaku anggota Subramil Negara Batin.
Kedua terduga pelaku sudah ditahan di Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad) Mako Kodim 0427/Way Kanan.
Dikutip dari Kompas.Id, dugaan keterlibatan polisi di judi Sabung Ayam itu turut dipicu oleh masalah setoran.
Dugaan awal ini juga beredar di salah satu akun media sosial TikTok, satr1a6_, yang menyebut Polsek Negara Batin diduga sudah meminta tambahan jatah setoran dari judi sabung ayam.
Dilansir kembali dari Kompas.Id, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar mengatakan, dirinya sudah mengetahui isu itu dari sejumlah unggahan media sosial.
Eko menyebut, berdasarkan keterangan dua anggota TNI tersebut, pihak Polsek Negara Batin yaitu almarhum Lusiyanto dan pejabat Pos Ramil Negara Batin yakni Peltu Lubis memang memiliki hubungan baik.
Menurut dia, kedua pihak rutin berinteraksi dan saling mendukung serta mengetahui adanya tren judi sabung ayam di wilayah itu.
”Sebagai kegiatan yang sangat menarik, info soal judi sabung ayam itu pasti sampai ke polsek dan tidak mungkin tidak ada profit yang diambil,” ujar Eko di Markas Kodam II/Sriwijaya, Palembang, Rabu (19/3/2025) malam.
Namun, menurut Eko, belakangan ada komunikasi yang tidak baik sehingga menimbulkan gejolak antara pejabat Polsek Negara Batin dan pejabat Pos Ramil Negara Batin.
Hal itu diduga memicu peristiwa penembakan yang menyebabkan tiga polisi tewas tertembak.
”Info ini jadi bagian yang sedang diinvestigasi dan kita sedang menunggu hasil investigasi tersebut,” kata Eko.
Saat dikonfirmasi soal dugaan ada keterlibatan polisi minta jatah setoran di judi Sabung Ayam itu, dia tidak memberi penegasan.
”Tidak ada sabung ayam yang tidak ada taruhannya. Judulnya saja judi sabung ayam. Otomatis ada profitnya dong. Logikanya, kemungkinan ada kesepakatan di antara kedua pihak (kepolisian dan TNI),” ujar Eko.
Masih dilansir dari Kompas.Id, Asisten Intelijen Kasdam II/Sriwijaya Kolonel Inf Yogi Muhamanto mengatakan, hubungan Kapolsek Negara Batin Ajun Komisaris Anumerta Lusiyanto dan Komandan Pos Ramil Negara Batin Peltu Lubis sangat baik.
Keduanya disebut mengetahui ada judi sabung ayam di wilayah mereka.
”Saat Peltu Lubis minta izin menyelenggarakan gelanggang sabung ayam, Lusiyanto menjawab silakan, yang penting harus aman. Kata aman yang dimaksud adalah setoran uang. Jadi, memang ada setoran uangnya,” kata Yogi.
Menurut dia, kemungkinan ada komunikasi yang tidak pas atau tidak cocok antara Peltu Lubis dan Lusiyanto menjelang insiden penembakan itu.
”Komunikasi yang tidak baik itu yang akhirnya memicu insiden yang tidak diinginkan tersebut,” ujar Yogi.
Janji Tak Sampai Kapolsek Lusiyanto
AKP Anumerta Lusiyanto, Kapolsek Negara Batin yang gugur dalam insiden penembakan saat penggerebekan judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung pada Senin (17/3/2025) lalu, memiliki sebuah janji yang tak sempat ia wujudkan.
Demi memenuhi kebutuhan keluarga dengan cara halal, ia rela bekerja sambilan sebagai sopir travel.
Salah satu impiannya adalah mengajak sang putri, Salsabila, jalan-jalan usai menghadiri wisudanya pada Mei 2025 mendatang. Sayangnya, takdir berkata lain.
Salsabila membagikan kisah haru ini melalui akun TikTok-nya, di mana ia menegaskan bahwa ayahnya adalah sosok pekerja keras yang menolak segala bentuk suap.
Lusiyanto lebih memilih bekerja siang dan malam, bahkan mengambil pekerjaan sampingan sebagai sopir travel demi membiayai pendidikan dan kehidupan keluarganya.
“Papa kerja siang malam, sampingan sambil jadi sopir travel demi biaya pendidikan Bila dan kehidupan Bila, karena Papa gak mau anaknya dikasih uang haram,” ungkapnya dengan penuh haru.
Janji Menghadiri Wisuda Sang Putri yang Tak Sampai
Lusiyanto juga berjanji untuk menghadiri wisuda Salsabila yang dijadwalkan pada Mei 2025.
Tak hanya sekadar datang, ia ingin mengajak putrinya jalan-jalan setelah momen bahagia itu.
Namun, rencana tersebut pupus setelah ia gugur dalam tugasnya.
“Papa juga janji mau datang ke wisuda Bila di bulan Mei. Kata Papa, ‘Iya sayang, Papa usahain ya. Kita nabung dulu biar bisa ke wisuda Bila dan kita jalan-jalan di sana’,” kenang Salsabila.
Sayangnya, harapan itu tidak bisa terwujud. AKP Anumerta Lusiyanto meninggal dunia setelah ditembak oleh oknum anggota TNI di arena sabung ayam saat melakukan penggerebekan.
Satu Tahun Tak Bertemu, Hanya Bisa Memeluk Ayah Saat Sudah Tak Bernyawa
Kesedihan semakin mendalam bagi Salsabila karena selama satu tahun terakhir ia tidak bertemu dengan ayahnya.
Momen pertemuan yang dinantikannya justru terjadi saat sang ayah telah terbujur kaku.
“Satu tahun Bila gak peluk Papa, satu tahun Bila gak cium Papa. Kemarin pas Bila pulang, Bila peluk Papa, tapi badan Papa udah kaku,” curhatnya.
Namun, meski diliputi duka, ia melihat ketenangan di wajah sang ayah.
“Badan Papa bersih, wajah Papa bercahaya dan tersenyum,” lanjutnya.
Difitnah Usai Wafat, Salsabila Tuntut Keadilan
Tak hanya kehilangan sosok ayah, Salsabila juga merasa sakit hati karena setelah wafat, ayahnya justru difitnah menerima uang dari arena sabung ayam.
Ia menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar dan berjanji akan memperjuangkan nama baik ayahnya.
“Papa, di sini Bila cari keadilan yang seadil-adilnya. Walaupun sekarang banyak fitnah dan tuduhan yang tidak benar tentang Papa, itu semua akan menghapus dosa-dosa Papa dan menjadi ladang pahala untuk Papa,” ucapnya.
Ia juga menegaskan tidak akan menyerah dalam mencari keadilan bagi ayahnya.
“Bila gak akan gentar dan gak akan takut untuk melawan mereka yang sudah berbuat kejam ke Papa. Bila yakin Allah akan menunjukkan kebesaran-Nya dan mukjizat-Nya,” tutupnya.
Pewarta: Syafri Yantoni
Editor : Masya Heri
COPYRIGHT © COVERPUBLIK 2025