Pemkab Lebong Targetkan Jaminan Kesehatan Mencapai 97 Persen

Bupati Lebong pada saat menerima pernghargaan UHC di Jakatra. Foto: Aan/Cover Publik.com

Cover Publik.com – Meski telah menyandang predikat Universal Health Coverage (UHC) atau Jaminan Kesehatan Semesta, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong nyatanya terus meningkatkan capaian Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

Kadis Kesehatan Kabupaten Lebong, Rachman menyebutkan, Jamkesda oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) di Kabupaten Lebong telah menyentuh di angka 98 persen dengan total 106 ribu jiwa, pada tahun 2022 lalu.

Dengan rincian, PBI APBN sebanyak 55.202 jiwa, PBI APBD sebanyak 23.359 jiwa, PPU sebanyak 15.547 jiwa, dan PBPU sebanyak 10.384 jiwa.

Hanya saja, setelah bertambahnya penduduk di Lebong presentase itu berkurang menjadi 96,27 persen.

“Sebelumnya kan progresnya mencapai 98 persen. Tapi, setelah adanya bertambah penduduk, presentasenya berkurang menjadi 96,27 persen. Baik yang tidak aktif maupun yang aktif kepesertaannya,” ujar Rachman melalui telepon genggam, Senin (29/5).

Rachman menambahkan, untuk mempertahankan UHC pihaknya akan mengaktifkan kepesertaan mencapai 97 persen tahun ini.

“Untuk keaktifannya yang mau dikejar diatas 75 persen,” bebernya.

UHC merupakan sistem penjaminan kesehatan secara menyeluruh untuk warga Lebong yang belum memiliki Kartu BPJS Kesehatan.

Dengan cukup membawa E-KTP atau KK, masyarakat Kabupaten Lebong yang membutuhkan pelayanan kesehatan bisa terlayani pada 13 puskesmas dan 1 rumah sakit umum daerah sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama.

“Supaya tetap UHC. Jadi ada yang baru daftar 1 hari, kepesertaannya langsung aktif,” demikian Rachman.

Sementara itu, Bupati Lebong, Kopli Ansori dalam keterangannya menjelaskan tercapainya UHC ini merupakan perwujudan program masyarakat Lebong Bahagia dan Sejahtera.

“UHC bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat Lebong dengan mudah dan cepat,” ujar pentolan Partai PAN ini.

Sebagai suatu program yang baru, Bupati Kopli menambahkan bahwa diperlukan adanya rasa optimis untuk menghadapi kendala-kendala yang mungkin nanti muncul.

“Yang penting kita mulai pelayanan kesehatan dengan mudah di tahun ini,” terangnya.