
Coverpublik.com – Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara menggelar rapat koordinasi terbatas untuk mengatasi dampak dari El Nino di ruang Rapat Sekdakab BU. Selasa (15/8/2023).
Dalam rapat tersebut dibahas dampak dan antisipasi yang harus dilakukan pemerintah untuk menghadapi El Nino.
Saat ini Indonesia sudah mulai merasakan dampak dari fenomena alam tersebut. Panjangnya kemarau di Indonesia akibat El Nino sudah mengkhawatirkan. Diperkirakan akan terjadi kekeringan di beberapa lokasi di Indonesia.
Fenomema El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal yang terjadi di samudra pasifik bagian tengah dan timur.
Fenomena El Nino ini akan mempengaruhi panjangnya musim kemarau yang menyebabkan awal musim hujan mengalami kemunduran.
Sekretaris Daerah Kabupaten BU, H. Fitriyansyah S.STP, MM, mengatakan perlu menjadi perhatian khusus. Pasalnya, dampak dari El Nino tersebut dapat mempengaruhi berbagai sektor. Seperti kekeringan, produktivitas tanam, kebakaran hutan sampai pada kesehatan.
“Saat ini 63 persen wilayah Indonesia telah masuk musim kemarau, hari ini kita bahas antisipasi-antisipasi itu ,” ujarnya.
Sektor pertanian adalah salah satu yang terkena dampak El Nino berpotensi gagal panen. Hal ini menyebabkan panjangnya masa paceklik atau gagal panen. Kekeringan sumber daya air dan meningkatkan resiko kebakaran hutan dan lahan.
“Meskipun terkena dampak El Nino, dampak positifnya tangkapan ikan akan meningkat serta meningkatnya produksi padi pada lahan rawa lebak,”terang Sekdakab BU.
Lebih lanjut, diutarakannya, Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Utara dalam hal ini pun guna menjaga stabilisasi pangan, dengan mengantisipasi masyarakat melakukan panen hujan saat terjadi hujan, menghemat air, stop melakukan aktifitas yang menyebakan kebakaran hutan dan lahan, serta dengan mengoptimalisasi pengelolaan sumber daya air di Waduk , bendungan dan embung,”ujarnya.