Coverpublik.com,Bengkulu – Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional 2023 ini. Para Alim Ulama di Provinsi Bengkulu menggelar kegiatan Dzikir dan Shalawat Nariyah dengan tema “Jihad Santri Jayakan Negeri” di Masjid Raya Baitul Izzah Padang Harapan Kota Bengkulu. Sabtu malam (21/10/2023).
Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu mengatakan bahwa dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun ini, pihaknya merayakan semangat dan dedikasi para santri sebagai pahlawan pendidikan dan perjuangan melawan kebodohan. Tema “Jihad Santri Jayakan Negeri” mengangkat makna yang dalam dan relevan dalam zaman ini.
“Di zaman yang penuh dengan tantangan dan kompleksitas, jihad tidak lagi merujuk pada pertempuran fisik, melainkan pada perjuangan intelektual yang penuh semangat. Santri sebagai penjaga terdepan dalam pertempuran melawan ketidakpahaman, kebodohan, dan ketertinggalan”, katanya.
Ia menjelaskan bahwa Santri merupakan pejuang ilmu pengetahuan yang tidak kenal lelah mengejar pengetahuan dan kebijaksanaan sebagai senjata utama mereka. Dalam tradisi Islam, jihad intelektual adalah cara untuk membela nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan pengetahuan.
“Santri sebagai teladan dalam menjalani jihad ini. Dengan buku sebagai senjata dan pena sebagai tongkat kebijaksanaan, para santri memperdalam ilmu dan menyebarkan cahaya pengetahuan”, jelasnya.
Ketua MUI Provinsi Bengkulu mengungkapkan, bahwa Kegiatan tersebut adalah pembacaan Shalawat Nariyah dengan tema Jihad Santri Jayakan Negeri. Dimana Sholawat Nariyah adalah salah satu amalan untuk meraih syafaat Rasulullah SAW dan menjadi salah satu sarana bagi umat Muslim untuk bermunajat dan bertawasul kepada Nabi Muhammad SAW agar dijauhkan dari bencana
“Mari kita membaca shalawat dengan khusyuk agar dapat ridho dari Allah SWT kemudian kepada para Santriwan dan Santriwati agar berjihad dalam mengejar ilmu pengetahuan”, katanya.
Diketahui, Kegiatan tersebut dilaksanakan secara serentak yang dilaksanakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan melaksanakan pembacaan 1 Milyar Shalawat Nariyah.
Pewarta: Edwin Soleh
Editor: Man Saheri
