Satu Abad Ibu Agung Fatmawati Soekarno: Merajut Merah Putih Membangun Negeri Perekat NKRI

Satu Abad Ibu Agung Fatmawati Soekarno: Merajut Merah Putih Membangun Negeri Perekat NKRI. Minggu (05/02/2023). (Foto:Aan/Cover Publik.com)

Coverpublik.com – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ibu Agung Fatmawati Soekarno pada 5 Februari, Universitas Islam Negeri Fatmawati Soekarno (UINFAS) Bengkulu menggelar Seminar Nasional Hari Lahir Ibu Fatmawati Soekarno, di Auditorium UINFAS, Minggu (5/2/23).

Seminar mengangkat tema “Satu Abad Ibu Agung Fatmawati Soekarno: Merajut Merah Putih Membangun Negeri Perekat NKRI”, dihadiri puluhan mahasiswa dan umum.

Dibuka Warek III UINFAS Fatimah Yunus, Seminar Nasional diisi narasumber dari kalangan pemerhati sejarah Agus Setyanto, tokoh nasional Bang Hans, dan akademisi UINFAS Rohimin.

Masing-masing narasumber menyampaikan materi berupa penguatan sejarah Fatmawati dan perannya bagi daerah disampaikan Agus Setiyanto, peran Fatmawati bagi penggerak ekonomi Bengkulu di mata nasional dan internasional disampaikan Bang Hans dan asal-usul zuriat Fatmawati yang disampaikan oleh Rohimin.

Dari pemaparan materi tersebut yang paling berkenan adalah ungkap Agus Setyanto. Ia meminta kepada generasi penerus jangan mengkonotasikan Fatmawati sebagai penjahit bendera dan besar karena nama Soekarno.

“Keinginan Fatmawati mendampingi Soekarno sebelum kemerdekaan harusnya difahami sebagai perjuangan kaum perempuan. Perempuan daerah yang melihat cita-cita bangsa, dengan keinginannya bukan karena dipaksa ataupun pengaruh orang lain, tapi sebagai visioner, penggagas kemerdekaan itu sendiri,” kata Agus.

Dengan ini ia mengajak generasi penerus menanamkan nilai-nilai perjuangan Fatmawati sebagai penggerak kemerdekaan, bukan sebagai seorang penjahit bendera merah putih, namun lebih dari itu.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Eri Yulian Hidayat mengatakan pihaknya mendukung kegiatan yang bersifat menanamkan nilai-nilai sejarah.

“Mengingat perkembangan zaman saat ini, upaya penggerusan nilai sejarah dan berbagai macam gempuran peradaban akan menghapus jejak Fatmawati. Dengan begitu kami sangat mendukung agar giat semacam ini makin digencarkan, tak hanya dalam seminar, tapi juga di sekolah-sekolah, agar cerita perjuangan Fatmawati tidak terputus generasi,” sampai Eri. (Ag/Kn)