Coverpublikcom – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong rapat koordinasi Penyampaian Progres Tim Satgas Percepatan Penuruan Stunting (PPS) Tahun 2022-2023 dari OPD terkait kepada BINDA Bengkulu Korwil Lebong dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Rembuk Stunting dan Pertemuan Tele-Konsultasi Seta Disseminasi AKS Tahap I Tahun 2023.
Acara digelar di ruang Wakil Bupati (Wabup) Lebong, Senin (10/7) sekitar pukul 09.00 WIB. Rapat berlangsung tertutup dipimpin langsung Wabup Lebong, Fahrurrozi didampingi Kadis Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2-KB) Kabupaten Lebong, Yuswati.
Turut hadir Kadis Ketahanan Pangan Lebong, Kabid Pengendalian Penduduk Imelda Diansari, perwakilan Dinas Kesehatan Lebong, perwakilan Binda Bengkulu, beserta tim pencegahan stunting.
Wabup Lebong, Fahrurrozi mengungkapkan, sesuai dengan schedule pada bulan ini ada agenda rembuk stunting dan progres Percepatan Penuruan Stunting (PPS) Tahun 2022-2023, dalam rangka ingin melaksanakan untuk itu.
“Termasuk tadi, kami membicarakan beberapa langkah untuk menurunkan stunting. Salah satunya Percepatan Penurunan Stuning (PPS) yang turun ke lapangan, walaupun tidak menyeluruh namun diharapkan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Wabup usai acara kepada awak media.
Dia menuturkan, angka stunting selama dua tahun terakhir mengalami penurunan. Awalnya, angka stunting posisi 24 persen. Namun, setelah dilakukan gerakan PPS maka angka stunting tahun 2023 ini di angka 20 persen.
Dia menargetkan tahun 2024 kembali turun pada angka 16 persen. Sesuai dengan target nasional.
“Tahun ini kita akan kembali melakukan gerakan PPS dengan menanam bibit padi Biofortifikasi yang nilai nutrisinya cukup tinggi. Mungkin di wilayah Kecamatan Lebong Selatan, minggu depan sudah memulai melakukan penanaman padi. Artinya, MT2 ini salah satu perunan stunting,” ungkapnya.
Dia mengakui, jumlah stunting yang ada di Lebong saat ini mencapai 238 jiwa, yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lebong
“Kalau kasus yang terdata di Posyandu ada 238 orang terkena di Stunting. Mereka juga sudah mulai ditangani. Mereka ini bukan hanya pola gizi, namun ada juga pola asuh,” tutupnya.